Laman

September 23, 2010

Rusia Tidak Mengirim Rudal S-300 ke Iran


Israel dan Amerika Serikat telah lama melobi Moskowa untuk membatalkan rencana penjualan sistem rudal berketepatan tinggi itu ke Teheran, dan para pejabat Rusia telah berjanji untuk tidak mengirim senjata tersebut setelah mendukung putaran baru sanksi PBB terhadap Iran, Juni lalu.

Surat keputusan Medvedev itu, yang menghasilkan aturan perdagangan Rusia dan perusahaannya sejalan dengan sanksi tersebut, akan menyenangkan AS dan negara Barat lainnya yang mencemaskan kemampuan militer Iran. Menurut Kremlin, surat keputusan itu melarang pengiriman tank tempur, kendaraan tempur lapis baja, sistem artileri kaliber besar, helikopter tempur, kapal militer dan rudal yang dilindungi daftar PBB, dan suku-suku cadang.

Rusia secara khusus melarang pengiriman S-300, karena kekhawatiran bahwa Iran dapat menggunakan sistem itu untuk melindungi fasilitas-fasilitas penting dari program nuklirnya, yang pemerintah-pemerintah Barat duga ditujukan untuk mengembangkan bom. Keputusan itu diumumkan beberapa jam setelah kepala staf pasukan bersenjata Rusia mengatakan militer telah memenuhi perintah pemerintah untuk tidak mengirim S-300 ke Iran, yang merupakan konfirmasi langsung pertama dari seorang pejabat senior bahwa perjanjian (pembelian rudal itu dengan Iran) telah dibekukan.

Pemilihan waktu pengumuman keputusan itu dapat ditujukan untuk menenangkan Barat setelah dimulainya sebuah reaktor tenaga nuklir yang dibangun Rusia di Iran bulan lalu dan pengumuman belum lama ini tentang rencana untuk menjual rudal ke Suriah, yang menggusarkan Israel dan Washinton.

Rusia mendukung sanksi baru Dewan Keamanan PBB terhadap Iran karena aktivitas nuklirnya Juni, dan beberapa pejabat Perancis mengatakan kemudian bahwa Perdana Menteri Vladimir Putin telah memberitahu Presiden Perancis Nicolas Sarkozy bahwa Moskowa tidak akan mengirim rudal itu ke Iran. Sebelumnya, para pejabat Rusia telah membuat pernyataan-pernyataan yang bertentangan mengenai apakan sanksi terhadap Iran itu akan mencegah penjualan tersebut.

S-300 merupakan sistem pertahanan udara jarak jauh, dapat dipindah-pindahkan, bisa medeteksi, melacak dan menghancurkan rudal balistik, rudal jelajah dan pesawat yang terbang rendah.

Iran mengumumkan perjanjian untuk mendapatkan S-300 dari Rusia itu tahun 2007, dan Rusia telah menggunakannya sebagai pengungkit dalam diplomasi dengan Teheran dan Barat. Hubungan Rusia dengan Israel dan AS telah menghangat dan Kremlin telah mengungkapkan kejengkelan yang meningkat dengan penentangan Teheran terhadap upaya untuk mengekang program nuklirnya.

Namun Rusia telah membuat marah Israel dan menimbulkan kecemasan AS dengan mengatakan pekan lalu bahwa negara itu akan meneruskan penjualan rudal jelajah anti-kapal Yakhont ke Suriah. Para pejabat Rusia menolak kecemasan Israel bahwa rudal itu dapat jatuh ke tangan gerilyawan Hezbollah di tetangganya Lebanon.

Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar