Laman

Oktober 03, 2010

Produk Pindad : P3 PINDAD GUN

GUN (double action)
Pindad's double action gun are of ergonomic design and utilize an intercept notch and hammer block to allow rapid first shot. Made of high quality materials to ensure reliability, endurance, and high accuracy, both guns can be used in single and double action modes. Accessories include red dot, laser sights and tactical light. Model P2 is 9 x 19 mm caliber for military use and model P3 is 7.65 x 17 mm caliber for law enforcement and self protection.

Specification
Catridge
7.65 x 17 mm; .32 ACP
Barrel Length
102 mm
Overall Length
177 mm

Produk Pindad : P2 Pindad Gun

P2 PINDAD GUN
Due to is compactness, high performance, durability and reliability, this gun becomes a preference of users.
GUN
High performance, reliability, durability and customers' satisfactions are the main criteria in the development and manufacture of the handguns. Various versions have produced by PINDAD including: single action gun P1 cal. 9 x 19 mm and double action pistol P2 cal. 9 x 19 mm and double action gun P2 cal. 9 x 19 mm.
P2 - V1

P2 - V2

P2 - V3

P2 - V4

Specification
P 2
NSN
-
Calibre
9 x 19 mm Parabellum
Barrel Length
100 mm
Overall Length
177 mm
Capacity
15 Rounds
Weight
0.8 kg
Sight
3 Dot Fixed
Firing Mode
Single, Safe
Locking
Intercept Notch & Hammer Block
Finishing
Black/Gray
P 3
NSN
1005-45-000-1723
Calibre
7.65 x 17 mm (1.32 ACP)
Barrel Length
100 mm
Overall Length
177 mm
Capacity
12 Rounds
Weight
0.794 kg
Sight
3 Dot fixed
Firing Mode
Single, Safe
Locking
Intercept Notch & Hammer Block 

Produk Pindad : Mortar

Various types of Mortar

MORTAR CAL,60 mm COMMANDO ( MO-1 )
The 60 mm Mortar Commando was developed for commando groups and any operation requiring fast movement and short range engagement. The characteristics of this mortar are minimal wight, fast emplacement, high firepower and easy handling
MORTAR CAL. 60 MM LR ( MO-2 )
The 60 mm LR is a lightweight mortar designd for fast emplancement with high accuracy this mortar is desiged for easy to maintenance this type of mortar can be use for infantry para commandos and also can be mounted on armour vehicle
MORTIR KAL. 81 MM ( MO-3 )
The 81 mm mortar is a simple, mobile,light weapon able to engagetargets with rapid precise fire it can be used in any type of terrain, ynder all weather conditions and employed in any infantry
MO-1

MO-2
Specifications
Caliber 60 mm
Overall lenght of barrel 855 mm
Total weight (with baseplate,bipod assembly and sight) 18.0 kg
Barrel + Breech piece 8.0 kg
Bipad 4.5 kg
Baseplate 5.5 kg
sight 1.1 kg
Elevetion provided Traverse without moving the bipod 40-79
At 50 elevation 100 mils
At 70 elevation 140 mils
Rrange  
Maximum range 4000 m
Minimum range 200 m
Rate of fire rapid-20 rds per min
   

MO-3
Specifications
Caliber 81 mm
Bore diameter 81,4 mm
Barrel assembly length 1560 mm SB
Bipod assembly length (folded) 960 mm
Bipod assembly Weight-Split barrel 20,9 mm
Bipod assembly weight 14 kg
Base plat weight 12,5 kg
Sight instrument accurancy 1 mil
Sight instrument weight 1,55 kg
Sight instrument case weight 2.9 kg
Max. working pressure (piezo) 1050 kg/cm
Weight of complete mortar 49 kg
Elevation Range (degree) 45-85
Range Max. 6500 m
   
Pindad

Panglima TNI Janji Tingkatkan Kesejahteraan Prajurit

 
Daerah perbatasan dan pulau terluar menjadi prioritas pembangunan kekuatan pertahanan dalam lima tahun ke depan. Hal itu diungkapkan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam jumpa pers seusai acara serah terima jabatan Panglima TNI di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Sabtu (2/10).

Pembangunan kekuatan pertahanan, kata Agus, akan dilakukan secara bertahap. "Program pembangunan kekuatan sudah dimasukkan ke dalam rencana pembangunan jangka menengah," ungkapnya.

Terkait kesejahteraan prajurit TNI, Agus menyatakan akan terus berupaya meningkatkannya. "Dalam hal kesejahteraan ini, TNI tidak bisa sendiri karena juga akan melibatkan institusi-institusi lain. Kapasitas kita adalah bagaimana mendorong agar kesejahteraan itu bisa diwujudkan," terangnya.

Agus berharap usulan-usulan seperti tunjangan perbatasan, tunjangan kinerja, dan remunerasi akan segera dapat terealisasi. "Masalah tunjangan perbatasan, kita dorong terus agar bisa segera terealisasi. Demikian juga dalam hal tunjangan kinerja dalam konteks reformasi birokrasi, dan remunerasi. Mudah-mudahan ini juga bisa cepat direalisasikan," pungkasnya.
 

PT PAL Bangun Kapal Perusak Rudal


PT PAL Indonesia mengembangkan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) yang dilengkapi sistem persenjataan lengkap untuk melaksanakan berbagai tugas militer.

Pembangunan kapal perang ini diawali dengan proposal pengadaan kapal oleh TNI AL kepada Kementerian Pertahanan. Proyek pembangunan kapal yang membutuhkan waktu empat tahun itu diharapkan menjadi salah satu langkah awal menuju kemandirian alat pertahanan nasional.

Demikian disampaikan pada kunjungan kerja Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) ke PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Jawa Timur. KKIP terdiri dari pihal-pihak terkait mulai dari Kemhan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), dan TNI.

"PKR merupakan salah satu langkah konkret untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan," ungkap Direktur PT PAL Indonesia Harsusanto kepada para wartawan.

"Proyek PKR juga akan kami isolasi supaya tidak ada percampuran cash flow yang membingungkan."

Setidaknya 35 orang desainer kapal yang merupakan ahli teknik yang telah mengenyam pendidikan post-doktoral dan 435 anggota tim produksi dibutuhkan untuk pembangunan kapal tersebut.

Ia mengharapkan Kementerian Riset dan Teknologi dapat menggalang tim litbang yang terdiri dari alumnus sekolah teknik seperti Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi 10 November untuk mengembangkan proyek kapal ini.

"Apabila November ini efektif terlaksana, kapal PKR akan selesai pada Agustus 2014 nanti," katanya.

Menhan: Reformasi TNI Terus Dilakukan


Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, reformasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sedang berjalan saat ini akan terus dilakukan secara menyeluruh.

"Proses reformasi yang dilakukan pihak TNI secara struktural sekarang sudah ada perubahan cukup besar, namun tetap harus dilanjutkan dan disempurnakan," kata Purnomo Yusgiantoro usai membuka Kemah Kebangsaan dan "Outbound" Saka Wira Pramuka Jateng dan DIY di Medan Latihan Meteseh, Semarang, di Semarang, Jumat malam.

Menurut dia, ada beberapa hal yang masih perlu disempurnakan lagi di dalam proses reformasi TNI walaupun hasilnya saat ini sudah cukup luar biasa.

"Secara struktural, TNI sekarang sudah cukup profesional dalam menyikapi tugas-tugasnya seperti tidak berpolitik yang dilihat dari sudah tidak adanya Fraksi TNI di DPR RI, dan bisnis TNI juga sedang dalam penyelesaian," ujarnya didampingi Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Langgeng Sulistiyono dan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo.

Terkait peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 TNI, Menhan meminta setiap prajurit untuk melakukan instropeksi diri terhadap perjalanan TNI selama ini.

Kegiatan kemah bersama yang diikuti sekitar 4.500 anggota pramuka berasal dari berbagai kwarda seluruh Jateng dan DIY dan sejumlah komponen masyarakat termasuk prajurit TNI itu bertema "Dengan Semangat Kemah Kebangsaan dan `Out Bound` Bela Negara Kita Tingkatkan Kebersamaan, Persatuan dan Kesatuan serta Jiwa Nasionalisme Guna Mewujudkan Kesadaran Bela Negara Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Negara".

Kegiatan selama tiga hari itu bertujuan memelihara dan semakin meningkatnya jiwa dan semangat nasionalisme serta kesadaran bela negara sebagai modal dasar pembangunan nasional di wilayah guna menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayah yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Menurut dia, dampak globalisasi dan bergulirnya reformasi serta demokrasi telah berpengaruh terhadap keterpurukan sikap kebangsaan dan kesadaran bela negara masyarakat Indonesia yang berciri heterogen dengan potensi konflik yang bersifat horzontal maupun vertikal.

"Oleh karena itu, Kodam IV/Diponegoro selaku Kotama TNI AD di wilayah Jateng dan DIY harus senantiasa proaktif bekerja sama dengan kwarda di wilayah tersebut dalam menumbuhkembangkan kegiatan wawasan kebangsaan dan bela negara di lingkungan kepramukaan," kata Purnomo Yusgiantoro.

Berbagai materi yang akan diberikan kepada peserta kemah antara lain ceramah wawasan kebangsaan dan bela negara, pemutaran film perjuangan, lomba paduan suara lagu-lagu perjuangan, pentas seni budaya, dan gelar keterampilan.

TNI Siapkan Tiga Detasemen Khusus Atasi Teror


Pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiapkan tiga detasemen khusus untuk mengatasi aksi teror serta ancaman yang dilakukan oleh pihak tertentu dan dapat menimbulkan keresahan masyarakat Indonesia.

"Tiga detasemen khusus tersebut adalah Detasemen Bravo 90 TNI Angkatan Udara, Detasemen 81 Penanggulangan Teror TNI Angkatan Darat, dan Detasemen Jala Mengkara TNI Angkatan Laut," kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, di Semarang, Jumat malam.

Ia mengatakan, ketiga detasemen khusus tersebut selalu berlatih bersama baik dengan prajurit negara tetangga atau sejumlah negara yang lebih maju dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan serta kemampuan yang dimiliki.

"Hasil latihan bersama yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa kekuatan dan kemampuan yang dimiliki TNI cukup baik dibandingkan dengan beberapa negara lain," ujarnya.

Menurut dia, ada empat penanganan teror yaitu pencegahan kegiatan-kegiatan teror, melindungi aset-aset penting milik negara, eksekusi pelaku teror yang saat dilakukan oleh Polri, dan deradikalisasi.

Dalam proses deradikalisasi, kata dia, pihaknya akan mengikutsertakan tokoh-tokoh agama dan masyarakat dalam memberikan kesadaran kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menumbuhkembangkan persatuan dan kesatuan serta kesadaran bela negara.

Mengenai upaya yang dilakukan Polri menggandeng TNI dalam penanganan terorisme di Indonesia, ia mengatakan bahwa aturan yang ada terkait dengan hal tersebut sudah cukup jelas.

"Aturan itu diantaranya adalah harus ada permintaan dari Polri kepada TNI yang hingga saat ini belum dilakukan kecuali koordinasi di bidang intelijen dengan berbagai pihak terkait," katanya.

Terkait dengan terjadinya pertikaian dan kerusuhan di berbagai daerah di Indonesia, Purnomo tidak bersedia mengungkap secara transparan penyebabnya karena menyangkut permasalahan intelijen.

"Kami akan berupaya mencegah dan menangani hal tersebut semaksimal mungkin serta berkoordinasi dengan pihak terkait agar situasi menjadi aman terkendali," ujar Purnomo Yusgiantoro.

Djoko Santoso Serahkan Tongkat Panglima TNI ke Agus Suhartono


Jenderal TNI Djoko Santoso menyerahkan tongkat Panglima TNI kepada penggantinya Laksamana TNI Agus Suhartono, Sabtu.

Penyerahan tongkat komando menandai serah terima jabatan Panglima TNI itu dilaksanakan di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta dengan pimpinan upacara Jenderal TNI Djoko Santoso.

Laksamana TNI Agus Suhartono ditetapkan dan dilantik sebagai Panglima TNI berdasarkan Surat Keputusan Presiden No.51 TNI 2010.

Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, itu merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut ke-24 tahun 1978.

Ayah dari dua orang anak itu juga sempat mengenyam pendidikan Sekolah Staf Komando Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Sesko AL) pada 1992.

Sebelum dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Laut pada 2009, Agus sempat menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada Timur RI (Koarmatim), Komandan Kodikal dan Asisten Perencanaan Kasal.

Tak hanya itu, pria kelahiran 25 Agustus 1955 itu juga sempat dipercaya sebagai Asisten Operasi Kasal, dan Panglima Komando Armada (Koartim)RI Kawasan Barat.

Setelah beberapa waktu menjalani karirnya di matra laut, Agus juga dipercaya menjabat Irjen Kementerian Pertahanan dan akhirnya dipercaya sebagai orang nomor satu di matra laut sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut, 2009-28 September 2010.

Laksamana Agus Suhartono menjadi pemimpin nomor satu Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menggantikan Jenderal Djoko Santoso ang memasuki masa pensiunnya.

TNI AU Segera Tambah Pilot Sukhoi


Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat  akan segera menambah pilot Sukhoi, menyusul penambahan tiga pesawat tersebut  pada September 2010.

"Kita programkan tiap tahun. Dan saat ini ada beberapa pilot yang belajar di Rusia," katanya menjawab ANTARA News usai menghadiri upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Markas Besar TNI Cilangkap, Sabtu.

Imam menambahkan, selain Rusia TNI Angkatan Udara juga mengirimkan sejumlah pilot dan calon pilot Sukhoi ke China untuk meningkatkan kemampuannya melalui simulator.

Ia mengemukakan, idealnya jumlah pilot adalah satu setengah kali jumlah pesawat. Jadi, meski telah melakukan pelatihan terhadap beberapa penerbang termasuk untuk tiga Sukhoi yang baru, TNI Angkatan Udara terus memprogramkan penambahan pilot Sukhoi untuk kepentingan regenerasi.

Imam menekankan, meski pihaknya mengadakan penambahan setiap tahun namun seleksi bagi calon pilot Sukhoi sangat ketat.

"Antara lain yang bersangkutan harus sudah mengantongi 4 ribu jam terbang pesawat tempur. Karena bagaimana pun, pesawat ini kan mahal, jadi harus dikendalikan oleh tangan yang handal dan terampil," kata Imam.

Para calon penerbang Sukhoi itu diseleksi dari beberapa penerbang tempur TNI Angkatan Udara, seperti pilot F-5E Tiger dan F-16 Fighting Falcon.

Indonesia pada awal September 2010 telah memperkuat Angkatan Udaranya dengan tambahan tiga Sukhoi SU-27SKM.

Dengan kedatangan tiga Sukhoi itu, Indonesia kini telah memiliki 10 unit Sukhoi jenis SU-30MK, SU-27SK, SU-30MKM, dan SU-27SKM.

Dua jenis terakhir merupakan pesawat Sukhoi generasi keempat. Dengan penambahan tiga unit Sukhoi tersebut, TNI Angkatan Udara akan segera menambah penerbang untuk pesawat jet tempur buatan Rusia tersebut.

Pada Oktober 2008, empat penerbang Sukhoi juga telah menjalani simulasi Sukhoi di China guna memantapkan kemampuan pilot Sukhoi yang sudah ada guna mengawaki enam pesawat Sukhoi baru yang tiba akhir 2008 hingga 2010 melengkapi empat unit Sukhoi yang telah dimiliki TNI Angkatan Udara