Laman

September 19, 2010

KRI DEWARUCI


KRI Dewaruci merupakan sebuah kapal latihan milik tentera laut Indonesia.
KRI Dewaruci merupakan kapal layar barquentine sepanjang 191-kaki, yang melakukan pelayaran sulong dari Hamburg pada tahun 1953 dan digunakan sebagai kapal layar latihan bagi tentera laut Indonesia.
KRI Dewaruci digunakan bagi melatih taruna/kadet Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. Kapal ini ditempatkan di Surabaya dan merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki Angkatan Laut Indonesia. Nama kapal ini diambil dari nama dewa dalam kisah Wayang Jawa, yaitu Dewaruci.
Kapal berukuran 58.5 meter dan lebar 9.5 meter dari kelas Barquentine ini dibina di Jerman oleh H. C. Stulchen dan merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi keluaran limbungan kapal itu pada 1952 yang masih menggunakan layar dari tiga yang pernah dihasilkan. Pembuatan kapal ini dimulai pada tahun 1932, namun terhenti semasa Perang Dunia II kerana limbungan kapal rosak teruk. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan dirasmikan pada tahun 1953.
Kapal ini memiliki 3 tiang utama yaitu tiang Bima, Yudhistira dan Arjuna serta memiliki 16 layar. Selain menggunakan layar, KRI Dewaruci juga menggunakan mesin sebagai alat gerak dengan satu kipas. Setiap tahunnya, kadet AAL berlayar dengan Dewaruci ke pelbagai bahagian dunia dengan tujuan utama adalah latihan pelayaran bintang atau disebut Kartika Jala Krida.
KRI Dewaruci juga sering mengikuti lumba kapal layar di berbagai tempat di dunia. Kapal ini juga memiliki pasukan pancaragamnya sendiri, iaitu taruna Akademi Angkatan Laut yang biasa dikenal dengan nama Gita Jala Taruna.
Type: Barquentin, 16 layar dengan luas total 1091 m2,
Tiang depan (35,25 m)
  1. Flying Jib,
  2. Outer Jib,
  3. Middle Jib,
  4. Inner Jib,
  5. Royal Sail,
  6. Top Gallant sail,
  7. Upper top sail,
  8. Lower top sail,
  9. Fore sail,
Tiang Utama (35,87 m)
  1. Main top gallant sail,
  2. Main top mast stay sail,
  3. Main stay sail,
  4. main top sail,
  5. Main sail,
Tiang akhir (32,50 m)
  1. Mizzen top sail,
  2. Mizze
Selain menggunakan layar, KRI Dewaruci juga menggunakan mesin 986 PK Diesel sebagai alat gerak dengan satu propeler berdaun 4. Kecepatan penuh 10,5 knot dengan mesin, 9 knot dengan layar.

KRI ARUNG SAMUDERA


KRI Arung Samudera adalah kapal perang Indonesia jenis kapal latih berbentuk kapal layar yang mempunyai anak buah kapal sejumlah 16 orang. KRI Arung Samudera yang memiliki panjang 35 meter, lebar 6,45, memiliki 3 tiang masing-masing setinggi 18 meter, 9 layar dan dilengkapi 2 mesin berkekuatan 260 PK. Kapal ini buatan Selandia Baru yang berbobot 120 Ton. sebelum dibeli pemerintah Republik Indonesia bernama Adventure.
Kapal ini telah belayar mengelilingi dunia semenjak 14 April 1996. KRI Arung Samudera telah melawat Australia, Kepulauan Chagos, Seychelles, Yemen, Arab Saudi, Mesir, Italia, Spanyol, Perancis, Maroko, Kepulauan Karibia, Panama, Meksiko, Hawai (Amerika Serikat), Jepang, Hong Kong dan Singapura.
 
SPESIFIKASI
Pembuat: H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman
Mulai dibuat: 1952
Diluncurkan: 24 Januari 1953
Ditugaskan: 1953
Status: Masih bertugas
Pelabuhan daftar: Armada Timur TNI-AL
Berat benanam: 847 ton
Panjang: 58,5 m (191.93 kaki)
Lebar: 9,50 m (31.17 kaki)
Draft: 4,05 m (13.29 kaki)
Tenaga penggerak: 1 unit Diesel 986 HP, dengan satu propeler berdaun 4
Kecepatan: 10,5 knot dengan mesin
9 knot dengan layar
Awak kapal: 75 orang

Senapan Serbu SS2 Menunjukkan Keandalan Sebagai Senjata Kelas Dunia


Hal ini terbukti dari keberhasilan tim menembak tentara Indonesia menjadi juara umum di arena kompetisi menembak internasional. Kali ini tim menjadi juara umum di Australia Army Skill Arms Meeting (AASAM) pada tahun 2010 adalah kompetisi menembak yang diselenggarakan di Puckapunyal, Victoria, Australia 6-20 Mei, 2010. Tim menembak Angkatan Darat Indonesia memenangkan 22 emas, 13 medali perak dan 14 medali perunggu.
 
Dalam kompetisi menembak AASAM 2010, tentara Indonesia mengirim sepuluh atlet dan lima pejabat. penembak jitu ini adalah tentara yang dipilih secara selektif dan diberi berbagai materi tentang kemampuan menembak. Tim penembak ini dipimpin oleh letnan kolonel Inf. Budiman Danyonif Airborne 328/Kostrad.

Untuk kedua kalinya, keberhasilan tim menembak tentara Indonesia sebagai juara umum di AASAM 2010, di samping didukung oleh kemampuan dan kesiapan tim juga didukung oleh kualitas dan keandalan senjata yang diproduksi oleh Pindad, senapan SS2 - V4. Pencapaian ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi Angkatan Darat Indonesia pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
 
Kejuaraan menembak AASAM merupakan turnamen menembak utama militer Australia dengan reputasi dunia, diikuti oleh negara-negara di Asia Pasifik, Eropa dan negara-negara Persemakmuran. AASAM diselenggarakan sejak tahun 1984 dan kali ini dihadiri oleh 10 negara, meliputi Australia, Brunei, Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Papua Nugini, Timor Timur, Perancis, dan Kanada.

VIETNAM-RI BAHAS MOU PERTAHANAN

Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan Vietnam Letjen Nguyen Chi Vinh melakukan kunjungan ke Kementerian Pertahanan RI guna membahas MoU (nota kesepahaman) di bidang pertahanan kedua negara, antara lain kerja sama industri pertahanan.

"Kedatangan Wamenhan Vietnam kali ini guna membahas mengenai nota kesepahaman," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Rabu.

Nota kesepahaman itu antara lain mengenai kerja sama industri pertahanan dan program pertukaran anggota angkatan bersenjata, kata Menhan kepada wartawan saat meninggalkan pertemuan karena akan mengikuti rapat di Kementerian Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan.

Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin, yang menggantikan Menhan dalam pertemuan dengan Wamenhan Vietnam, mempertegas pernyataan Purnomo Yugiantoro bahwa pertemuan tersebut membahas nota kesepahaman guna meningkatkan kerja sama pertahanan.

"Pertemuan hari ini membahas mengenai kerja sama industri pertahanan, latihan bersama, sekolah dan hal lainnya yang berhubungan dengan pertahanan militer, tidak ada kaitannya dengan masalah politik," jelasnya.

Di samping itu, kunjungan Vietnam kali membahas persiapan pertemuan menteri pertahanan se-ASEAN plus (ADMM+) pada Oktober 2010 nanti, lanjut Wamenhan RI bersama dengan Wamenhan Vietnam Letjen Nguyen Chi Vinh.

"Kedua negara sepakat akan memperkuat nota kesepahaman karena hal itu merupakan tonggak penting pada hubungan kedua negara," kata Wamenhan Vietnam yang didampingi oleh seorang penerjemah dari Vietnam.

Ia menegaskan bahwa kedatangannya hanya membahas nota kesepahaman dan persiapan pertemuan ADMM+. Berbagai masalah pertahanan, seperti masalah keamanan non-tradisional, yang meliputi terorisme, akan dibahas dalam pertemuan tersebut.

Ia berharap mendapat dukungan dari negara-negara lain terutama Indonesia untuk penyelenggaraan acara tersebut. Sebaliknya, Vietnam akan mendukung Indonesia yang akan menjadi tuan rumah ADMM pada 2011.

Pertemuan ADMM+, yang akan mengikutsertakan menteri pertahanan dari negara anggota ASEAN dan menteri pertahanan dari Amerika Serikat, Rusia, China, Korea Selatan, Jepang, Australia, Selandia Baru dan India, diselenggarakan di Hanoi, Vietnam, pada 11-13 Oktober.

KEMHAN BANTU RUMUSKAN STANDAR PENGAMANAN LAUT SIPIL


Jakarta, Kementerian Pertahanan akan memberikan masukan rumusan prosedur standar operasi pengamanan laut oleh aparat sipil, menyusul kesepakatan RI-Malaysia di Kinabalu, Malaysia pada awal pekan ini, tentang pengamanan batas laut kedua negara.

"Tentu kita akan bantu beri masukan, format prosedur standar operasinya seperti apa pengamanan laut yang dilakukan militer kedua negara," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menjawab ANTARA usai usai melepas keberangkatan jajaran Kementerian Pertahanan dan keluarganya mudik, di Jakarta, Rabu.

Purnomo mengemukakan, pihaknya juga akan memberikan masukan tentang aturan pelibatan (rule of engagement) yang dilakukan aparat sipil dalam mengamankan wilayah laut nasional terutama yang berbatasan dengan negara lain.

Purnomo mengemukakan, militer Indonesia dan Malaysia telah memiliki standar prosedur operasi dan aturan pelibatan dalam pengamanan batas laut kedua negara.

"Nah untuk aparat sipil yang melakukan pengamanan laut nasional seperti Polri, Imigrasi, Bea Cukai, Kementerian Kelautan dan Perikanan, kan belum ada. Ini harus dirumuskan dua negara agar tidak lagi lagi salah paham, hingga memunculkan insiden yang berujung sengketa kedua negara," katanya.

Selesaikan masalah

Dalam pertemuan joint commission for bilateral cooperation (JCBC) di Kinabalu, Malaysia awal pekan ini, Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat menyelesaikan segala persoalan di antara kedua negara melalui jalur diplomasi dan perundingan dengan mengedepankan asas kesetaraan dan saling menghormati.

Delegasi Indonesia dipimpin Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, sementara Malaysia dipimpin Menteri Luar Negeri Dato` Sri Anifah bin Haji Aman.

Sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri Indonesia, pertemuan berlangsung produktif. Kedua negara sepakat menghindari insiden 13 Agustus 2010 terulang pada masa mendatang.

Insiden yang dimaksud adalah peristiwa penangkapan petugas patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia oleh polisi Malaysia. Peristiwa ini menyulut ketegangan di antara kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, demikian pernyataan resmi dalam situs Kemlu, Menlu Marty menyampaikan kembali keprihatinan mendalam Pemerintah Indonesia atas peristiwa itu. Menlu Malaysia menanggapi, Pemerintah Malaysia memutuskan tidak akan memberlakukan prosedur penahanan kepada petugas Indonesia.

Selanjutnya, kedua menlu sepakat menetapkan standar operating procedure (SOP) dan return on equity (ROE) bagi para petugas terkait di lapangan untuk mencegah terulangnya kembali insiden serupa pada masa mendatang.

Dalam kaitan ini, kedua negara menyepakati agar unsur sipil kedua negara, yaitu Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) dari sisi Indonesia dan Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) dimasukkan dalam struktur General Border Committee .

Penyempurnaan SOP dan ROE tersebut penting mengingat proses perundingan perbatasan akan memakan waktu yang tidak singkat.

Kedua negara juga sepakat bahwa cara yang paling efektif untuk menghindari kembali terjadinya insiden serupa adalah dengan intensifikasi perundingan delimitasi perbatasan laut yang menjadi akar permasalahan di antara kedua negara.

Kedua menlu akan membahas lebih jauh soal ini di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York pada minggu ketiga bulan September 2010.

Di samping itu, dijadwalkan pula perundingan perbatasan tingkat teknis ke-16 dan 17 yang masing-masing akan dilaksanakan pada 11-12 Oktober 2010 di Malaysia serta tanggal 23-24 Nopember 2010 di Indonesia.

PANGLIMA TNI: TINGKATKAN PEMBINAAN TERHADAP PRAJURIT

Jakarta, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso memandang perlu peningkatan pembinaan personel agar tidak ada lagi prajurit atau perwira yang mengkritik atasannya secara terbuka.

Ditemui di Jakarta, Jumat, dia mengatakan, "Tentu kita akan melakukan pembinaan lah. Ke depan, tidak ada lagi pelanggaran terhadap disiplin dan tata tertib seperti itu."

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan prajurit dan perwira TNI tak memiliki ruang untuk menyerang atasan, baik atasan organik maupun atasan dalam skala nasional.

"Hal ini karena bertentangan dengan sumpah prajurit dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia," katanya.

Kolonel Pnb Adjie Suraji sebelumnya menulis di sebuah harian nasional bertajuk "Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan" pada 6 September 2010 yang membuat institusi TNI berang.

Tindakan perwira menengah itu dinilai melanggar kode etik karena melakukan kritik terbuka terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene adalah Panglima Tertinggi TNI.

Mabes TNI Angkatan Udara menegaskan ide dan pemikiran Kolonel Pnb Adjie Suradji tentang kritikan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan opini institusi, melainkan pribadi yang bersangkutan.

Juru Bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro menyatakan, TNI Angkatan Udara memegang teguh UU No. 34/2004 tentang TNI.

"Khususnya Pasal 2 yang memuat tentang jati diri yang salah satu klausulnya menyatakan bahwa TNI dilarang berpolitik praktis," katanya.

RI TEGASKAN RENCANA PENAMBAHAN ENAM SUKHOI

Jakarta - Indonesia menegaskan berencana menambah enam unit pesawat jet tempur Sukhoi untuk menggenapkan 10 unit yang ada menjadi satu skuadron.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat kepada ANTARA di Jakarta, Jumat menyatakan, rencana penambahan enam Sukhoi itu telah mendapat persetujuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kasau Marsekal Imam Sufaat mengatakan, keberadaan 10 pesawat Sukhoi yang bermarkas di Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, belum memadai untuk memberikan daya tangkal.

"Dibandingkan dengan wilayah udara nasional yang begitu luas, maka 10 unit Sukhoi yang ada belum memadai," tutur Imam.

Bandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang luas wilayah udaranya lebih kecil. Malaysia memilki 18 Sukhoi dan Singapura memiliki 24 pesawat F15, ungkap Kasau.

Jadi, tambah Imam, dalam jangka panjang TNI Angkatan Udara sudah menetapkan untuk menambah enam unit pesawat jet tempur Sukhoi.

Sejak 2003, Indonesia telah memiliki 10 pesawat tempur Sukhoi yang diadakan dari Rusia. Pada 2003, Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.

Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

Dan tiga unit Sukhoi SU-27SKM masing-masing tiba pada Jumat (10/9) dan Kamis (16/9).

Dengan penambahan yang ada dan akan diadakan pada jangka panjang, maka TNI Angkatan Udara telah mengirimkan calon penerbang dan teknisi Sukhoi ke Rusia dan Cina sebagai salah satu operator Sukhoi.

SATU SUKHOI BARU KEMBALI PERKUAT TNI AU

Jakarta, Satu pesawat jet tempur Rusia tipe SU-27SKM kembali memperkuat armada tempur TNI Angkatan Udara. Satu pesawat jet tempur itu tiba di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis malam.

Seperti sembilan pesawat sejenis yang telah tiba sebelumnya, satu pesawat Sukhoi itu pun diberangkatkan dari Rusia menggunakan pesawat angkut Antonov menuju Makassar.

Kedatangan satu pesawat Sukhoi itu disambut beberapa pejabat TNI Angkatan Udara.

Setelah bagian demi bagian pesawat diturunkan dari badan Antonov, langsung dibawa ke skadron teknik untuk dirakit kembali dan diuji terbang.

Sebelumnya, kepada ANTARA Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengungkapkan dengan kedatangan satu unit terakhir pesawat jet tempur Sukhoi itu, kini TNI AU memiliki sepuluh unit pesawat jet tempur buatan Rusia yang terkenal dengan manuver patukan kobra-nya.

Sebelumnya, dua unit Sukhoi sejenis telah tiba di pangkalan udara yang sama pada Jumat (10/9).

Dengan begitu, lanjut Kasau, tujuh pesawat Sukhoi yang baru diharapkan siap tampil pada peringatan HUT ke-65 TNI pada 5 Oktober mendatang, dalam formasi terbang lintas.

Sejak 2003 Indonesia telah memiliki tujuh pesawat tempur Sukhoi yang diadakan dari Rusia. Pada 2003 Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.

Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia penghasil pesawat tempur Sukhoi pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

DUA PESAWAT SUKHOI TIBA DI MAKASSAR

Makassar - Sebanyak dua unit pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM, yang dipesan pemerintag dari Rusia, tiba di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar, Jumat pagi, diangkut pesawat Antonov.

Kepala Penerangan Lanud TNI AU Sultan Hasanuddin Makassar Mayor Mulyadi, di Makassar, Jumat, mengatakan, pesawat tempur itu melengkapi alat utama sistem persenjataan Lanud Sultan Hasanuddin.

"Pada tahun ini, sebanyak tiga unit pesawat Sukhoi yang dipesan dari Rusia akan datang. Satu unit lagi akan menyusul pada bulan ini juga," tuturnya.

Ia menambahkan, ketiga pesawat canggih tersebut akan memperkuat Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin.

Lanud Sultan Hasanuddin merupakan pangkalan pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK2 buatan Komsomolsk Amure Arcraft Production Association (KNAPO).

Menurut dia, dengan tambahan pesawat tersebut, enam pesawat Sukhoi pesanan TNI AU sudah lengkap, sebelumnya Sukhoi jenis SU-30 MK2 telah tiba secara bertahap pada Desember 2008 dan Januari 2009.

Tiga tambahan pesawat tersebut belum dilengkapi dengan persenjataan, karena paket pembelian pesawat berbeda dengan pembelian senjata.

"Dengan tambahan tiga unit pesawat tersebut, TNI AU memiliki sebanyak 10 unit pesawat tempur Sukhoi," ungkapnya.

Pesawat Sukhoi tersebut akan menggantikan peran pesawat A-4 Sky yang berada di Skuadron Udara 11 Lanud Hasanuddin.

Pesawat Antonov AN-124-100 yang mengangkut pesawat tempur Sukhoi, tiba di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar pada pukul 10.00 WITA dengan didampingi oleh tim personel dari Rusia sebanyak 40 orang.