Laman

September 22, 2010

KRI Dewaruci Berlabuh di Mesir


KRI Dewaruci pada Ahad (19/9) berlabuh di dermaga kota pelabuhan Iskandariah, Mesir, dan akan berlangsung selama lima hari dalam perjalanan kembali dari kunjungan muhibah ke Eropa.

Kapal latih tiang tinggi TNI Angkatan Laut itu membawa 83 kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) untuk mengikuti sejumlah perlombaan kapal layar internasional, kata keterangan pers KBRI Kairo yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa.

KRI Dewaruci di bawah pimpinan Letkol Laut (P) Suharto itu akan berada di Iskandaria selama lima hari sebelum bertolak ke Indonesia pada 23 September.

Lomba layar itu berlangsung di "The Historical Seas Tall Ships Regatta 2010" pada 12 Mei - 4 Juni dengan rute: Yunani-Bulgaria-Turki; 13 Juli-7 Agustus 2010 ikut "The Tall Ships Race 2010 dengan rute Belgia (Antwerp)-Denmark (Aalborg)-Norwegia (Kristiansand)-Inggris (Hartlepool).

Pada 20-23 Agustus mengikuti festival Sail Amsterdam di Belanda; 25-29 Agustus, "Sail Brernerhaven 2010" di Jerman, dan 8-13 September mengikuti Festival "International Mediferraneo And Velieri di Cagliari" , Italia.

Dari serangkaian perlombaan yang dilakukan tersebut, KRI Dewaruci berhasil menyabet sejumlah prestasi, di antaranya meraih penghargaan dalam kategori parade kru kapal terbaik, penghargaan sebagai kapal layar yang telah menempuh jarak pelayaran terjauh, dan menempati posisi pertama dalam kategori pemasak terbaik.

Tim kapal legendaris itu menyabet juara dan runner up berbagai pertandingan olahraga antardelegasi.

"Keunikan dan nilai sejarah KRI Dewaruci juga menjadikan kapal ini menjadi kapal layar paling populer dalam Tall Ships Sail Amsterdam," katanya.

Duta Besar Besar RI untuk Mesir, AM Fachir menjadi tuan rumah resepsi di atas dek KRI Dewaruci.

Dalam resepsi tersebut, Dubes Fachir didampingi Atase Pertahanan RI Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto dan mitranya, Wakil Komandan Pangkalan AL Mesir di Alexandria, Laksamana Muda Muhammad Syimi, Kepala Protokol AL Mesir Commander Muhammad Abdussalam beserta sejumlah stafnya.

Turut hadir pula dalam resepsi tersebut sejumlah Atase Pertahanan dari negara-negara sahabat Indonesia seperti Jepang, Korea Selatan, Perancis, Amerika Serikat, dan Brasil.

Dalam sambutannya, Dubes Fachir menyampaikan kebanggaannya atas kapal layar bersejarah milik Indonesia, KRI Dewaruci.

Menurut Dubes, KRI Dewaruci bagi Indonesia bukan hanya berperan sebagai kapal latih TNI AL semata, tetapi juga telah menjadi duta bangsa Indonesia baik di bidang militer maupun budaya.

"Partisipasi KRI Dewaruci dalam berbagai acara internasional menjadi sarana penguat hubungan bangsa Indonesia dengan berbagai bangsa lainnya di dunia," kata Dubes Fachir.

Dalam pelayarannya kali ini, pelabuhan Iskandria menjadi pelabuhan ke-28 yang disinggahi KRI Dewaruci.

"Maka dengan demikian telah 28 kali pula KRI Dewaruci menjalani peranannya sebagai duta bangsa dan mengokohkan hubungan baik dengan negara dan masyarakat negara yang disinggahinya," katanya.

Pada kesempatan singgah itu, awak kapal KRI Dewaruci menampilkan pertunjukan seni dari berbagai daerah nusantara, seperti tari badinding (Sumatra Barat), tari Saman (Aceh), reog Pornorogo, tari perang (Papua), rampak gendang (Jawa Barat), dan tarian khas Sulawesi Utara, poco-poco.

Secara keseluruhan, KRI Dewaruci menempuh jarak 24.676 mil laut (45.650 km) selama sembilan bulan pelayaran dan singgah di 25 negara.

Rute pelayaran keliling Eropa tersebut meliputi: Surabaya-Jakarta-Sabang-Cochin (India)-Salalah (Oman)-Jeddah (Arab Saudi)-Port Said (Mesir)-Volos (Yunani)-Varna (Bulgaria)-Istanbul (Turki)-Lavrion (Yunani)-Tunisia-Algiers (Aljazair)-Malaga (Spanyol)-Cherbourg (Perancis)-Antwerp (Belgia)-Aalborg (Denmark).

Terus ke Kristiansand (Norwegia)-Hartlepool (Inggris)-Brest (Perancis)-Amsterdam (Belanda)-Brernerhaven (Jerman)-Cadiz (Spanyol), Cagliari (Italia)-Alexandria (Mesir)-Jeddah (Arab Saudi)-Aden (Yaman)-Mumbay (India)-Colombo (Sri Langka)-Belawan-Jakarta-Surabaya.

KRI Dewaruci dibuat tahun 1952 oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman Barat, dan diluncurkan pada 24 Januari 1953.

TNI Butuh Rp57 Triliun untuk Alutsista


Tentara Nasional Indonesia (TNI) membutuhkan dana sedikitnya Rp57 triliun untuk pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

"Kami berharap kondisi keuangan negara bisa memenuhi kebutuhan alutsista, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaan, selama lima tahun ke depan," kata Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, di Surabaya, Selasa.

Pada tahun ini TNI mendapatkan alokasi dana dari APBN untuk kebutuhan alutsista sebesar Rp7 triliun. Pada 2011 dan 2012, diharapkan mendapatkan alokasi dana, masing-masing Rp10 triliun dan Rp11 triliun.

"Harapan kami pada 2011 ada penambahan dana lagi sehingga lima tahun ke depan target pemenuhan dana alutsista sebesar Rp57 triliun bisa tercapai," katanya saat memberikan paparan di PT PAL Indonesia itu.

Dalam program jangka pendek ini, Kemhan akan melakukan pengadaan satu unit kapal perang jenis perusak kawal rudal senilai Rp2,2 triliun.

"Memang kalau dibandingkan dengan luas wilayah laut kita yang mencapai 15 juta kilometer persegi, pengadaan satu kapal saja sangat tidak cukup," kata Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) itu.

Operasi keamanan yang dilakukan TNI, jelas dia, sebenarnya bukan hanya untuk peperangan atau pertempuran, melainkan juga untuk menjaga potensi perekonomian nasional seiring dengan makin maraknya pencurian kekayaan negara oleh pihak asing.

"Sebenarnya kita ini butuh empat PKR (perusak kawal rudal), kalau melihat luas daerah maritim. Tapi kembali lagi, harus melihat kemampuan keuangan negara. Oleh sebab itu, prioritaskan saja pembangunan PKR, sedangkan kapal selam, kita pikirkan nanti," katanya.

Sementara itu, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur, Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto, mengatakan, kapal selam merupakan senjata strategis bagi semua negara karena kehadirannya dibutuhkan untuk menangkal serangan pihak asing.

"Kami berharap ada penambahan unsur kapal selam sesuai dengan kemampuan dukungan anggaran dari pemerintah sehingga kekuatan pertahanan negara ini tidak terlalu jauh tertinggal dengan kekuatan negara tetangga," katanya.

Ia mengemukakan satuan kapal selam senantiasa memiliki persiapan dini sebagai garda pertahanan terdepan agar mampu menusuk jauh di wilayah pertahanan musuh.

Pembangunan Kapal Perusak Rudal Libatkan 35 Desainer


Pembangunan kapal perang jenis perusak kawal rudal pesanan Kementerian Pertahanan di PT PAL Indonesia senilai Rp2,2 triliun melibatkan sedikitnya 35 desainer handal dan 435 tenaga produksi.

"Kami punya 64 desainer di PT PAL ini, sebanyak 35 desainer terpilih yang kami libatkan dalam pembangunan kapal PKR (perusak kawal rudal). Mereka akan didukung 443 tenaga produksi," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, Harsusanto, di Surabaya, Selasa.

Dari 35 desainer tersebut, tiga orang di antaranya telah dikirim ke Belanda untuk magang di mitra kerja Pal.

"Kebetulan mitra kami di Belanda sedang mengerjakan lima unit "fregat" pesanan Maroko," katanya.

Dalam merealisasikan pesanan Kemhan itu, pemerintah menunjuk perusahaan perkapalan asal Belanda, Demen Schelde Netherlands Shipyard (DSNS), sebagai mitra PAL.

Dengan mengirimkan tiga desainer itu, Harsusanto berharap ada transfer ilmu yang diperoleh sehingga ketergantungan terhadap negara asing dalam memenuhi kebutuhan alat utama sistem pertahanan (alutsista) bisa diminimalisasi.

"Kami sudah memiliki kesepakatan dengan DSNS bahwa pembangunan kapal tersebut 40 persen kami yang menangani dan kami berharap dukungan industri strategis nasional sehingga komponen-komponen yang kami butuhkan tidak perlu kami dapatkan dari luar negeri," katanya.

Kesepakatan tersebut, lanjut dia, harus segera ditindaklanjuti oleh Kemhan sehingga kapal itu sudah bisa dioperasikan TNI AL pada Agustus 2014, dengan catatan kontrak efektif Kemhan dengan DSNS terealisasi pada awal November 2010.

DSNS berniat menginvestasikan dananya sekitar 220 juta dolar AS untuk membangun kapal PKR di PT PAL melalui sistem kredit ekspor. Pemerintah bersedia mengalokasikan dana sebesar 15 persen dari nilai investasi itu yang diambilkan dari APBN selama empat tahun anggaran.

"Kalau industri strategis nasional, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Krakatau Steel, PT LEN, PT Inti, PT Texmaco, PT Maspion, dan PT Tadakara bisa memenuhi kebutuhan kami, maka dana kredit ekspor yang diberikan DSNS itu tidak akan kembali lagi ke luar negeri," katanya di depan Wakil Menham Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin dan anggota Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).

Misi operasi

Kapal PKR yang dirancang PT PAL dapat digunakan TNI-AL untuk menjalankan misi operasi, di antaranya peperangan elektronika, peperangan antiudara, peperangan antikapal selam, peperangan antikapal permukaan, dan bantuan tembakan kapal.

Panjang kapal itu 105 meter, lebar 14 meter, kedalaman 8,8 meter, dan kecepatan maksimum 30 knot dengan dilengkapi rudal SAM, SSM, dan rudal antikapal selam.

Kapal yang memiliki landasan helikopter hingga kapasitas 10 ton itu juga dilengkapi radar untuk mendeteksi kapal selam dan pesawat udara serta dipersenjatai meriam kaliber 76-100 mm dan kaliber 20-30 mm, peluncur rudal, dan senjata torpedo.

Meskipun bermitra dengan DSNS, Kemhan dan PAL memiliki hak menjual kapal sejenis ke negara-negara di Asia tanpa dibebani kewajiban membayar royalti.

Sementara itu, anggota KKIP, Teguh Rahardjo, menyatakan Kementerian Riset dan Teknologi siap membantu PAL di bidang pelatihan sumber daya manusia melalui pemberian bea siswa.

"Kami mendukung sepenuhnya peningkatan kualitas manajemen di PAL, kalau diberi kewenangan penuh karena untuk mendidik tenaga "engineering" itu sebenarnya tidak butuh waktu lama," kata Deputi Kemristek Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek itu.

Sekjen Kementerian Perindustrian, Agus Cahyono, yang juga anggota KKIP, mengingatkan PAL agar pandai bersiasat dalam transformasi teknologi dengan pihak asing, seperti DSNS itu.

"Ini namanya "ongkos bodoh". Kita punya modal sedikit, tapi harus pandai-pandai memanfaatkan kepandaian dan kelebihan orang lain," katanya.

Ia juga meminta PAL mewaspadai hal-hal sekecil apa pun terkait proyek kerja sama pembangunan kapal PKR dengan DSNS itu.

"Pengalaman kami di industri migas saat bekerja sama dengan pihak asing bisa jadi pelajaran, seperti halnya biaya parkir sampai urusan sandal jepit pun mereka bebankan pada kita," katanya.

Oleh sebab itu, KKIP meminta PAL fokus pada divisi yang memiliki kekuatan.

"Jangan sampai kehabisan stamina di tengah jalan. untuk mengantisipasi ini kami akan memberikan "time saving" sehingga jika terjadi dinamika, proyek ini tetap jalan terus," kata Sjafrie Sjamsoeddin yang menjabat Sekretaris KKIP itu.

KKIP dibentuk melalui peraturan presiden dengan menunjuk Menhan sebagai ketua dan beberapa sekjen serta deputi sejumlah kementerian terkait sebagai anggota.

Indonesia - Australia Tingkatkan Kerjasama Pendidikan Militer


Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP., M.A., mengungkapkan perlunya Indonesia terus meningkatkan hubungan militer dalam bidang pendidikan dengan Pemerintah Australia. Demikian disampaikannya saat menerima kunjungan perwakilan delegasi perwira siswa Sekolah Komando dan Staf Australia (Australian Command and Staff College/ACSC), yang dipimpin oleh Laksamana Muda James Goldrick, AM, CSC, Senin (20/9), di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Senada dengan yang disampaikan Sekjen Kemhan, Laksda James Goldrick mengungkapkan bahwa kerjasama pendidikan militer antar kedua negara saat ini telah berlangsung baik. Namun demikian peningkatan pendidikan secara kualitas dan kuantitas harus terus ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertahanan terus berkembang. Ditambahkannya pula, hubungan militer kedua negara sangat menarik untuk dipelajari oleh para Perwira Siswa Sesko Australia, mengingat Indonesia merupakan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Australia, begitu pula sebaliknya.

Pada kesempatan tersebut, Laksda James Goldrick juga menjelaskan bahwa ASCS merupakan sekolah lanjutan yang bertujuan untuk menyiapkan para perwira terpilih, untuk dididik secara komando dan staf baik ketika melaksanakan tugasnyaa di masing-masing angkatan, maupun ketika harus berintegrasi dengan angkatan lain.

Visi yang diharapkan dari pendidikan ini adalah peningkatan kemampuan bertempur dan membentuk pimpinan yang berkualitas. ACSC sendiri terbagi menjadi tiga kursus yaitu Kursus Komando dan Staf Gabungan Australia, Kursus Pengenalan Angkatan Laut Australia dan Kursus Komando dan Staf Perbekalan Angkatan Darat.

Rombongan delegasi Perwira Siswa Sesko gabungan tentara Australia, yang keseluruhan berjumlah 36 orang ini, selanjutnya menerima paparan dari Direktur Kerjasama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Dirkersin Ditjen Strahan), Brigjen TNI (Mar) Ir. Syaiful Anwar, M.Bus, M.A, mengenai profil Kemhan.

Saat melakukan dialog dengan para Perwira Siswa ACSC, Dirkersin menjelaskan bahwa saat ini hal terpenting yang menjadi prioritas Kemhan adalah mengenai anggaran Kemhan yang sangat signifikan. Selain itu masalah perbatasan wilayah dengan negara tetangga juga menjadi perhatian Kemhan saat ini, seperti dengan telah ditandatanganinya Lombok Treaty dengan pemerintah Australia.

Dirkersin menyatakan bahwa Kemhan saat ini juga tengah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit khususnya prajurit yang bertugas di daerah perbatasan. Industri pertahanan juga menjadi fokus perhatian Kemhan dengan melakukan produksi gabungan atau joint production dengan negara-negara lain seperti joint production dengan Korea Selatan dalam pembuatan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD).

Tiga Unit Sukhoi Siap Diserahkan Akhir September


Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AU Marsekal Pertama Bambang Samoedro mengatakan tiga pesawat jet tempur Sukhoi sudah dapat diserahkan kepada Menteri Pertahanan pada akhir September ini.

"Diharapkan tanggal 27 september sudah selesai semuanya dan dapat diserahkan ke Menhan kemudian Panglima TNI dan KASAU," kata Bambang Samoedro melalui sambungan telepon, Selasa (21/9).

Dihubungi terpisah, Komandan Pangkalan Udara Udara Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Agus Supriatna mengatakan gelar uji terbang untuk dua unit sukhoi yang dilakukan senin kemarin berjalan dengan lancar. "Dari uji itu semuanya bagus. Untuk satu unit lagi akan dilakukan uji Rabu besok,"katanya.

Gelar uji terbang untuk dua Pesawat Tempur Sukhoi SU-27 SKM yang dilaksanakan selama dua hari yaitu Jumat 17 September 2010 dan Senin, 20 September 2010. Yang menjadi petugas penerbang adalah Pilot Mr.Alexander Demchenko dari Rusia.

KKIP Pantau Kesiapan PAL Bangun Kapal PKR


Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) memantau kesiapan PT Pal Indonesia di Surabaya, Selasa, dalam membangun kapal perang jenis perusak kawal rudal (PKR) pesanan Kementerian Pertahanan.

Dalam kunjungan itu rombongan yang diketuai Sekretaris KKIP Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mendatangi hanggar Divisi Kapal Perang PT PAL. Di hanggar itu rombongan mendapatkan penjelasan dari Kepala Divisi Kapal Perang, Syaukani, tentang kondisi hanggar dan peralatan di dalamnya.

"'Crane' di hanggar ini punya kemampuan angkat hingga 80 ton," kata Syaukani menunjukkan beberapa alat derek di hanggar tersebut yang bakal mendukung pembangunan kapal PKR itu.

Dari hanggar, Sjafrie dan rombongan bergeser menuju Divisi General Engineering dan Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan. Di tempat itu, rombongan KKIP mendapatkan penjelasan teknis mengenai rencana pembangunan kapal PKR itu.

Kemudian rombongan KKIP mendapatkan penjelasan dari direksi di gedung direksi PT PAL. Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, mengatakan, Kemhan menetapkan PT PAL sebagai pemenang tender proyek pembangunan kapal PKR pada 16 Agustus 2010.

Kemhan juga menetapkan perusahaan perkapalan asal Belanda, Damen Schelde Netherlands Shipyard (DSNS) mengungguli dua perusahaan asing lainnya yang diusulkan, yakni Rossoborrow (Rusia) dan Orinsote Sistemi Navali (Italia), sebagai mitra PT PAL.

Untuk merealisasikan pembangunan kapal PKR itu, DSNS harus menyediakan dana investasi sedikitnya 220 juta dolar AS. Dana itu merupakan bagian dari kredit ekspor yang diusahakan Kementerian Keuangan.

Jika Kemhan berhasil menandatangani kontrak efektif pada akhir November 2010, maka Harsusanto yakin kapal PKR itu sudah bisa dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut paling lambat Agustus 2014.

Sementara itu, Sjafrie berjanji akan mengupayakan kontrak efektif dengan DSNS akan terealisasi pada November 2010. "Kunjungan ini juga merupakan inventarisasi masalah sebelum KKIP menggelar rapat pertama yang dijadwalkan awal Oktober 2010," kata Wakil Menteri Pertahanan itu.

Kunjungan ke Pal merupakan salah satu rangkaian kunjungan KKIP ke PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad, keduanya di Bandung, Jawa Barat. KKIP sendiri diketuai Menhan dengan anggota dari jajaran deputi dan dirjen di Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, dan Kementerian Ristek. KKIP bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI.